PENERAPAN
LEAN MANUFACTURING
UNTUK
MEREDUKSI WASTE DI INDUSTRI SKALA UKM
Darminto Pujotomo, Raditya Armanda
Program Studi Teknik Industri,
Universitas Diponegoro-Semarang
Jl. Prof Sudarto, SH., Semarang
September 2011
PENDAHULUAN
Sebuah perusahaan
dianggap memiliki kinerja yang baik apabila perusahaan tersebut dapat meningkatkan
proses produksi yang efektif dan efisien. Banyak perusahaan yang menyadari
telah terjadi pemborosan pada saat proses produksi akan tetapi perusahaan
tersebut tidak melakukan identifikasi serta pengukuran untuk mengetahui pada
proses mana saja pemborosan itu terjadi.
Menurut Sistem
Produksi Toyota, terdapat tujuh
pemborosan antara lain sebagai berikut:
1. Overproduction (Produksi
Berlebihan)
2. Waiting (Menunggu)
3. Transportation
(Transportasi)
4. Inappropriate Processing (Proses yang
tidak Perlu)
5. Unnecessary
Inventory (Persediaan yang
tidak perlu)
6. Unnessary
Motion
(Gerakan yang tidak perlu)
7. Defect (Kecacatan)
HASIL
PENELITIAN PADA PROSES PRODUKSI
Pada proses
produksi difokuskan pada proses perubahan dari
log kayu menjadi komponen (yang
akan di assembly
untuk menjadi meubel). Proses produksi ini memalui 3 (tiga) tahapan,
yaitu:
- Tahap
Pertama
Proses
pembuatan log kayu
menjadi papan kayu dengan
menggunakan mesin sawmill, pada tahap
ini log kayu
dipotong sesuai dengan ketebalan yang
diinginkan.
- Tahap Kedua
Proses pembuatan
papan kayu menjadi komponen setengah
jadi dengan menggunakan mesin
ricksaw, tahap ini
ukuran pemotongan kayu ditentukan
dari lebar komponen yang
dibutuhkan.
- Tahap
Ketiga
Proses pembuatan
komponen setengah jadi menjadi
komponen jadi dengan menggunakan
mesin radial, tahap
ini kayu dipotong berdasarkan
panjang komponen yang dibutuhkan.
Setiap tahapan proses terdapat quality control yang
bertugas untuk mengecek hasil dari proses produksi. Terdapat 3 (tiga) kategori
cacat material, yaitu:
- Cacat Hati
- Cacat Mata
- Cacat Pecah
Penerapan Lean Manufacturing Value
Stream Mapping
Pada Value
Stream mapping terlihat bahwa ada beban kerja yang tidak seimbang. Perusahaan ini
hanya mempunyai 2 mesin sawmill yang memiliki waktu pemrosesan yang paling
lama. Hal yang menyebabkan terjadinya pemborosan karena mesin sawmill memiliki
ukuran yang besar sedangkan ruangannya sempit sehingga tidak memungkinkan untuk
menambah mesin lagi. Ketidak
seimbangan aliran
Proses tersenit dapat diatasi
dengan cara lantai produksi membuat
persediaan work in process
berupa papan kayu, meskipun work in
process merupakan salah satu jenis wastehal
ini perlu dilakukan
untuk dapat memperlancar aliran
produksi.
HASIL
PENELITIAN
Jenis pemborosan yang
terjadi adalah sebagai berikut:
- Correction
Waste
Agar
dapat mengurangi waste pada proses correction waste, diterapkan system quality control yang
berfungsi untuk menyingkirkan material
cacat (cacat material dan
cacat proses) agar
tidak diproses lebih lanjut sehingga tidak menyebabkan kerugian yang
lebih besar.
- Overproduction
Waste
Dalam
proses produksi CV Citra Jepara,tidak
terjadi overproduction waste karena produk
yang dikerjakan merupakan produk
make to demand.
- Movement of
Material Waste
a. Forklift
Untuk
mengangkut log kayu dari gudang dan mengangkut komponen jadi yang siap untuk
dirakit sehingga dengan jumlah yang besar dengan waktu yang relative singkat.
b. Platform
Truck
Untuk meminimasi tenaga
angkut dan volume perpindahan komponen yang reject.
c. Handlift
Truck
Untuk memindahkan komponen
yang sudah jadi dan siap digunakan.
- Motion Waste
Para pekerja
yang ada pada
CV Citra Jepara
memiliki jobdesk masing –
masing, Contoh
para pekerja yang memotong
log kayu menjadi
papan hanya mengerjakan
pemotongan itu saja.
- Waiting
Waste
Waiting
waste sedikit terjadi pada proses produksi,
ini terbukti dengan sedikitnya material
yang menunggu untuk diproses selanjutnya dan kesesuaian beban kerja. Sebagai cara
untuk menguranginya yaitu dengan
jumlah mesin yang
tidak sama.
- Inventory
Waste
Karena banyaknya
faktor yang tidak tentu seperti faktor alam dan perijinan dalam dalam
pengadaan kayu, maka perusahaan menerapkan
kebijakan safety stock untuk mencegah terjadinya
stockout atas permintaan konsumen.
- Processing
Waste
Bagian produksi
menetapkan jumlah komponen yang
harus dipenuhipada hari
tersebut. Sebagai bahan
acuan pemenuhan produk digunakan
RRK (Rencana Realisasi Komponen) yang berisi jumlah dan spesifikasi produk
yang harus diproduksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar