Senin, 04 Januari 2016

Ringkasan Jurnal Tugas 2

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING
UNTUK MEREDUKSI WASTE DI INDUSTRI SKALA UKM
Darminto Pujotomo, Raditya Armanda
Program Studi Teknik Industri, Universitas Diponegoro-Semarang
Jl. Prof Sudarto, SH., Semarang
September 2011

PENDAHULUAN
Sebuah perusahaan dianggap memiliki kinerja yang baik apabila perusahaan tersebut dapat meningkatkan proses produksi yang efektif dan efisien. Banyak perusahaan yang menyadari telah terjadi pemborosan pada saat proses produksi akan tetapi perusahaan tersebut tidak melakukan identifikasi serta pengukuran untuk mengetahui pada proses mana saja pemborosan itu terjadi.
Menurut  Sistem  Produksi  Toyota, terdapat  tujuh  pemborosan  antara  lain sebagai berikut:
1.      Overproduction  (Produksi  Berlebihan)
2.      Waiting  (Menunggu)
3.      Transportation (Transportasi)
4.      Inappropriate  Processing (Proses  yang  tidak  Perlu)
5.      Unnecessary Inventory  (Persediaan  yang  tidak  perlu)
6.      Unnessary  Motion  (Gerakan  yang  tidak perlu)
7.      Defect  (Kecacatan)


HASIL PENELITIAN PADA PROSES PRODUKSI
            Pada proses produksi difokuskan pada proses  perubahan  dari  log  kayu  menjadi komponen  (yang  akan  di  assembly  untuk menjadi meubel). Proses produksi ini memalui 3 (tiga) tahapan, yaitu:
  1. Tahap Pertama
Proses pembuatan  log  kayu  menjadi  papan  kayu dengan  menggunakan  mesin sawmill,  pada tahap  ini  log  kayu  dipotong  sesuai  dengan ketebalan  yang  diinginkan.
  1. Tahap Kedua
Proses  pembuatan  papan  kayu  menjadi komponen  setengah  jadi dengan menggunakan mesin ricksaw,  tahap  ini  ukuran pemotongan  kayu  ditentukan  dari  lebar komponen  yang  dibutuhkan.
  1. Tahap Ketiga
Proses  pembuatan  komponen  setengah  jadi menjadi  komponen  jadi dengan menggunakan mesin radial,  tahap  ini  kayu dipotong  berdasarkan  panjang  komponen yang  dibutuhkan.

Setiap tahapan proses terdapat quality control yang bertugas untuk mengecek hasil dari proses produksi. Terdapat 3 (tiga) kategori cacat material, yaitu:
  1. Cacat Hati















  1. Cacat Mata















  1. Cacat Pecah
 











Penerapan Lean Manufacturing Value Stream Mapping
            Pada Value Stream mapping terlihat bahwa ada beban kerja yang tidak seimbang. Perusahaan ini hanya mempunyai 2 mesin sawmill yang memiliki waktu pemrosesan yang paling lama. Hal yang menyebabkan terjadinya pemborosan karena mesin sawmill memiliki ukuran yang besar sedangkan ruangannya sempit sehingga tidak memungkinkan untuk menambah mesin lagi. Ketidak  seimbangan  aliran
Proses tersenit  dapat  diatasi  dengan  cara  lantai produksi  membuat  persediaan  work  in process  berupa papan kayu, meskipun  work in process merupakan salah satu jenis wastehal  ini  perlu  dilakukan  untuk  dapat memperlancar  aliran  produksi.


HASIL PENELITIAN
Jenis pemborosan yang terjadi adalah sebagai berikut:
  1. Correction Waste
Agar dapat mengurangi waste pada proses correction waste, diterapkan system quality control  yang  berfungsi  untuk menyingkirkan  material  cacat  (cacat material  dan  cacat  proses)  agar  tidak diproses  lebih  lanjut sehingga tidak menyebabkan kerugian  yang  lebih  besar.

  1. Overproduction Waste
Dalam proses produksi CV Citra Jepara,tidak  terjadi  overproduction waste karena  produk  yang  dikerjakan merupakan  produk  make  to  demand.

  1. Movement of Material Waste
a.       Forklift
Untuk mengangkut log kayu dari gudang dan mengangkut komponen jadi yang siap untuk dirakit sehingga dengan jumlah yang besar dengan waktu yang relative singkat.
b.      Platform Truck
Untuk meminimasi tenaga angkut dan volume perpindahan komponen yang reject.
c.       Handlift Truck
Untuk memindahkan komponen yang sudah jadi dan siap digunakan.

  1. Motion Waste
Para  pekerja  yang  ada  pada  CV  Citra  Jepara  memiliki jobdesk  masing  –  masing, Contoh  para  pekerja  yang memotong  log  kayu  menjadi  papan  hanya mengerjakan pemotongan itu saja.

  1. Waiting Waste
Waiting waste sedikit terjadi pada proses produksi,  ini terbukti  dengan sedikitnya material yang menunggu untuk diproses selanjutnya dan kesesuaian beban kerja. Sebagai cara untuk menguranginya yaitu dengan  jumlah  mesin  yang  tidak  sama.

  1. Inventory Waste
Karena  banyaknya  faktor  yang tidak tentu  seperti faktor alam dan perijinan dalam  dalam  pengadaan  kayu,  maka perusahaan  menerapkan  kebijakan  safety stock  untuk  mencegah  terjadinya  stockout atas permintaan konsumen.

  1. Processing Waste

Bagian  produksi  menetapkan jumlah  komponen  yang  harus  dipenuhipada  hari  tersebut.  Sebagai  bahan  acuan pemenuhan  produk   digunakan  RRK (Rencana Realisasi Komponen) yang berisi jumlah  dan  spesifikasi  produk  yang  harus diproduksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar