Senin, 26 Oktober 2015

Rangkuman Jurnal



Pemanfaatan Limbah Industri Kulit Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Sabun


Identitas penjurnal       : Dyah Suci Perwitasari
Jurusan                         : Teknik Kimia
Tahun                            : 2011
Asal Universitas           : Universitas Pembangunan Nasional Veteran
  Jawa Timur


A.  Latar Belakang Penelitian
Semakin meningkatnya perkembangan teknologi maka banyak terdapat produk-produk dari suatu pabrik yang bermacam-macam bentuknya di pasaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Contohnya banyaknya produk-produk sabun yang muncul. Oleh karena itu sebagai alternatif baru limbah padat industri kulit untuk bahan dasar pembuatan sabun bisa digunakan.
Pada penelitian ini akan diteliti hasil limbah padat industri kulit dari proses fleshing(proses pembersihan sisa-sisa gajih pada kulit dengan mesin pembuang) yang berupa koyoran lemak yang dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pembuatan sabun. Karena buangan padat proses fleshing berupa koyoran yang mempunyai kadar lemak 26,86% (dari hasil analisa) maka buangan padat proses fleshing ini akan dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pembuatan sabun yang merupakan tujuan dari penelitian ini sehingga dapat memberikan nilai tambah pada limbah tersebut dari semula tidak mempunyai nilai ekonomis menjadi bahan yang mempunyai nilai ekonomis.
Pembuatan sabun cuci dari limbah padat industri kulit yang berupa koyoran dipengaruhi oleh penambahan basa KOH dan adsorben Bleaching Clay.

B.Hasil Penelitian
1.     Hubungan Berat KOH dengan % alkali bebas.
Semakin banyak KOH yang ditambahkan pada proses penyabunan maka semakin besar % alkali bebas yang diperoleh. Untuk memenuhi standart SNI penambahan berat KOH tidak melebihi 17 gram.
2.     Hubungan Berat Bleaching earth dengan % alkali bebas.
Semakin banyak bleaching earth yang ditambahkan, maka akan semakin besar pula % alkali bebas. Untuk memenuhi standart maksimal SNI 0,1% penambahan bleaching earth tidak melebihi 7 gram.
3.     Hubunga Berat KOH dengan % lemak tak tersabunkan.
Semakin banyak KOH yang ditambahkan pada proses penyabunan, maka semakin kecil % lemak tak tersabunkan. Hasil maksimum lemak tak tersabunkan 2,07% sehingga memenuhi SNI yang standart maksimalnya sebesar 2,5%
4.     Hubungan Berat Bleaching earth dengan % lemak tak tersabunkan.
Semakin banyak bleaching earth yang ditambahkan, maka akan semakin besar % lemak tak tersabunkan.
Hasil maksimum lemak tak tersabunkan 2,07% sehingga memenuhi SNI yang standart maksimalnya sebesar 2,5%
5.     Hubungan Berat KOH dengan % Asam lemak jumlah.
Semakin banyak KOH yang ditambahkan pada saat penyabunan, maka akan semakin besar pula % asam lemak jumlah yang diperoleh. Hasil maksimum asam lemak jumlah 70,2% sehingga memenuhi SNI yang standart maksimalnya 6,82%
6.     Hubungan Berat Bleaching earth dengan % Asam lemak jumlah.
Semakin banyak bleaching earth yang ditambahkan, maka asam lemak bebas akan semakin besar. Hasil maksimum asam lemak jumlah 7,02% sehingga memenuhi SNI yang standart maksimalnya 6,82%



C. Peluang Penelitian Selanjutnya
Dari Penelitian tersebut, saya dapat melihat peluang penelitian selanjutnya ialah Dampak Negatif Dari Pemakaian Bleaching Earth Dalam Jumlah Yang Banyak. Karena semakin banyak bleaching earth yang ditambahkan maka warna minyak akan semakin jernih dan asam bebas lemak akan meningkat serta secara otomatis % asam lemak jumlah juga akan semakin besar.

Demikian hasil rangkuman jurnal penelitian Pemanfaatan Limbah Industri Kulit Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Sabun yang saya buat. Apabila ada kekurangan dalam penulisan mohon dimaafkan, Assalamualaikum Wr Wb

DAFTAR PUSTAKA
1.    Jiptits-gdl-sl-2006-emisiswiyanti1177-studi optimasi penambahan KOH dan Lama waktu Pemadatan Serta Pengaruhnya Terhadap Mutu Sabun-Institut Teknologi Sepuluh November-GDL 4 – o.ht
2.    Pusat Standarisasi Industri, SNI – 06 – 2048 – 1(990), “sabun cuci”, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Perdagangan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar